Powered By Blogger

Kamis, 22 November 2012


Tari Kecak
manusia dan kebudayaan

Salah satu tari populer di bali adala tari kecak. tarian ini menjadi daya tarik untuk wisatawan mancanegara ataupun lokal untuk datang kepulau dewata ini. Tari Kecak merupakan salah satu asset dari kebudayaan di indonesia.

Tari Kecak merupakan pertunjukan seni khas bali yang diciptakan pada tahun 1930-an. Tarian ini dipertunjukan oleh banyak orang (puluhan atau lebih) yang dimainkan oleh para lelaki yang duduk melingkar berbaris dengan irama tertentu dengan menyerukan "cak" dan mengangkat kedua tangan.

Sejarah Tari Kecak

Tari kecak menggambarkan sejarah kisah Ramayana saat barisan kera membantu Rama melawan Rahwana , namun tari kecak berasal dari lagu sanghyang. Sekitar tahun 1930-an wayan limbak bekerja sama dengan pelukis jerman Walter Spies menciptakan tari kecak berdasarkan tradisi sanghyang dan kisah-kisah ramayana. Wayang Limbak mempopulerkan tarian ini saat berkeliling dunia bersama penari bali-nya. 

Tari Kecak dilakukan pada saat hari festival di bali, atau dilaksanakan oleh pemerintah sendiri. pementasan tari kecak pada tahun 1979 tercatat dilakukan oleh 500 orang penari. tetapi rekor ini dipecahkan oleh pemerintah kabupaten tabanann dengan rekor 5000 penari pada tanggal 29 september 2006 di tanah lot,tabanan, Bali.

Keistimewaan Tari Kecak

Berbeda dengan jenis tari di bali lainnya, tari kecak memiliki keunikan karena tidak mengandalkan instrumen alat musik untuk mengiringi tarian, melainkan paduan suiara para penarinya. irama bunyi "cak,cak,cak" diatas sehingga menimbulkan suatu paduan yang sangat harmonis, diselingi dengan beberapa aksen ucapan-ucapan lainnya. para wisatawan asing menyebut tarian ini sebagai "monkey dance" dan antusiasme para turis pun sangatlah besar pada tarian ini.

Tarian kecak harus dilestarikan agar menarik minat wisatawan asing tentang budaya yang berada di indonesia.

Sumber :   http://id.wikipedia.org/wiki/Kecak
http://endrone.blogspot.com/2009/06/tari-kecak.html




Tidak ada komentar:

Posting Komentar