Powered By Blogger

Rabu, 25 Maret 2015

Based On True Story : Into The Wild

 
 

“Aku ingin pergerakan dinamis, bukan kehidupan yang tenang. Aku mendambakan kegairahan, bahaya, dan kesempatan untuk mengorbankan diri bagi orang yang kucintai. Aku merasakan di dalam diriku, tumpukan energi sangat besar yang tidak menemukan penyaluran di dalam kehidupan kita yang tenang.”
– Leo Tolstoy (“Family Happines”)


Tokoh utama dalam filmi ini adalah Christopher Johnson McCandless, seorang pemuda berusia 24 tahun yang telah merampungkan studinya di Universitas Emory pada tahun 1990. Ia adalah seorang anak dari keluarga kaya di Kota Washington, D.C. Ayahnya, Walt McCandless adalah seorang insinyur angkasa luar yang bekerja untuk perusahaan konsultan miliknya sendiri bernama User System, Inc. Mitra kerjanya adalah ibu Chris, Billie.

Chris McCandless pemuda pandai. Ia lulus dengan indeks prestasi kumulatif 3,72 dari jurusan Sejarah dan Antropologi. Kemudian ia ditawari untuk menjadi anggota Phi Beta Kappa, tetapi ia menolak, bersikeras bahwa gelar dan kehormatan sama sekali tidak relevan. Keyakinannya ini dipengaruhi oleh pemikiran Leo Tolstoy, penulis favoritnya. McCandless menjadi pemuda yang idealis dan cenderung menjauhkan diri dari kehidupan modern.

Akhir Juni 1990, McCandless memasukkan semua harta miliknya ke dalam mobil Datsun B210 miliknya lalu melakukan perjalanan ke arah barat Atlanta. Tidak ada yang tahu rencana kepergiannya ke alam liar. McCandless benar-benar ingin memisahkan diri dari kehidupannya dan orang-orang terdekatnya.

Dalam perjalannya menuju alam liar Alaska, McCandless berangsur-angsur mengubah pola hidupnya. Awalnya, ia mengganti nama pemberian orang tuanya tersebut dengan Alexander Si Petualang Super. Ia bermaksud menghilangkan jejak dari kedua orang tuanya. Alhasil, Walt dan Billie memang tidak bisa menemukan putra kesayangan mereka itu. McCandless sebenarnya memiliki permasalahan dengan orang tuanya. Sehingga membuatnya makin yakin untuk menjauhi keluarga yang sangat menyayanginya itu.


Jon Krakauer menuliskan bahwa Chris McCandless menyumbangkan seluruh tabungannya sebesar 24 dolar untuk amal, meninggalkan mobil Datsunnya, dan hampir seluruh kekayaannya, serta membakar uang tunai yang ada di dalam dompetnya. Kemudian dia menciptakan model kehidupan baru untuk dirinya sendiri, menetap di tengah alam liar di luar lingkungan masyarakat, mencari pengalaman yang murni dan transedental.

 
Salah satu Quotes dari Into The Wild

Banyak sekali orang-orang yang berpengaruh bagi kehidupan McCandless selama perjalanannya ke Alaska. Orang-orang ini berjasa baginya karena memberi tumpangan ketika McCandless berjalan di tengah jalan, memberi pekerjaan bagi McCandless untuk melanjutkan hidup, atau sekedar memberi inapan satu dua malam. Orang-orang ini tidak pernah dilupakan oleh McCandless karena ia selalu berjanji pada mereka untuk mengirim kartu pos ketika ia berpisah untuk kembali melanjutkan perjalanan ke Alaska yang memakan waktu selama dua tahun ini.

Pada April 1992 McCandless tiba di Fairbanks. 1 Mei 1992 ia menemukan bus nomor 142 terdampar di sebelah barat Healy. Bus yang hanya tinggal kerangka saja itu adalah buatan International Harvester yang merupakan bagian dari Sistem Transit Antarkota Fairbanks. Bus itu sengaja ditinggalkan ketika cairan salju dan banjir musiman memotong rute sebuah proyek pertambangan bijih besi.


McCandless menikmati bus itu sebagai rumah barunya di alam liar. Ia hidup dengan berburu landak, rusa, bebek dan memakan umbi-umbian dan buah raspberry. Kehidupan alam liar itu membuat obsesinya untuk menjauhkan diri dari kehidupan modern tercapai. Namun, kebahagiaan ini hanya berlangsung singkat. Empat bulan kemudian, Chris McCandless ditemukan oleh para pemburu rusa sudah tewas. Jenazahnya sudah busuk, diperkirakan ia telah meninggal dua minggu sebelum penemuan itu.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar